TUGAS MATA KULIAH BUMI ANTARIKSA
1. Proses terjadinya Bumi
Kejadian alam semesta dan terbentuknya tata surya diawali dari suatu dentuman dahsyat (big bang). Setelah bahan alam semesta meledak, menyebarlah serpihan debu dan awan hidrogen. Hasil ledakan yang berupa debu dan awan hidrogen tersebut membentuk bintang-bintang. Matahari merupakan salah satu bintan ang berasal dari awan hidrogen di ruang angkasa. Gaya gravitasi antar molekul mengakibatkan gerakan memutar, bagian pusat menjadi matahari, sedangkan gumpalan-gumpalan lainnya menjadi planet-planet. Ketika daya pancar matahari membesar, selubung gas pada planet terdekat dari matahari tersapu bersih, yaitu Merkurius dan Venus. Planet bumi yang pada urutan ketiga merupakn jarak yang ideal dalam pemadatan menjadi planet dan atmosfer masih tertahan melapisi planet bumi. Dalam proses berikutnya, lapisan atmosfer bumi mengalami kondensasi yang mengakibatkan turun hujan di permukaan bumi.Kondisi bumi pada awal proses pembentukannya (sekitar 4,7 milyar tahun yang lalu) sangat berbeda dengan kondisi sekarang. Pada saat itu, bahan bumi masih homogen atau seragam, yaitu tanpa benua dan samudra. Unsur yang ada di dalamnya terdiri atas silikon, oksida besi, magnesium, dan sebagian kecil berupa unsur kimia lainnya.
Pada awal pembentukannya seluruh bagian planet bumi relatif dingin. Lama kelamaan meningkat suhunya menjadi seperti saat ini. Sejumlah ahli memberikan penjelasan dengan mengajukan tiga faktor yang menyebabkan naiknya suhu bumi, yaitu karena adanya proses yang dinamakan akresi, kompresi, dan disintegrasi atau penguraian unsur-unsur radioaktif.
a. Akresi adalah penambahan panas karena bumi duhujani atau dihantam oleh benda-benda angkasa. Energi dari benda-benda tersebut berubah menjadi panas. Sebagai gambaran, tiap 5 ton berat benda diangkasa yang menghantam bumi dengan kecepatan 30 km/detik mampu memberikan energi yang sama dengan ledakan nuklir sebesar 1000 ton.
b. kompresi atau semakin memadatnya bumi karena gaya gravitasi. Bagian dalam bumi menerima tekanan yang lebih besar dibanding bagian luarnya, sehingga pada bagian dalam bumi suhunya menjadi lebih panas daripada bagian luarnya. Tingginya suhu pada bagian dalam atau inti bumi, mengakibatkan unsur besi menjadi cair sehingga inti bumi merupakan cairan.
c. disintegrasi atau penguraian unsur-unsur radioaktif seperti uranium, thorium, dan potasium. Jumlah unsur-unsur tersebut sebenarnya relatif kecil dapat meningkatkan suhu bumi. Atom-atom dari unsur tersebut secara spontan terurai dan mengeluarkan partikel-partikel atom yang berubah menjadi unsur lain. Partikel-partikel tersebut diserap oleh batuan disekitarnya.
Secara singkat, proses pembentukan bumi terbagi menjadi 3 tahap, yaitu sebagai berikut :
1) Tahap pada saat bumi marupakan planet yang homogen atau belum terjadi diferensiasi dan zonafikasi.
2) Proses diferensiasi atau pemilahan, yaitu ketika material besi yang lebih berat tenggelam menuju pusat bumi dan material yang lebih ringan bergerak ke permukaan. Pada tahap ini, bumi tidak lagi homogen, tetapi terdiri atas 2 bagian, yaitu material yang lebih berat (besi) di pusat bumi dan material yang lebih ringan di baian yang lebih luar.
3)Proses zonafikasi, tahap dimana bumi terbagi menjadi beberapa zona atau lapisan, yaitu inti besi yang padat, inti besi cair, mantel bagian bawah, zona transisi, astenosfer yang cair dan litosfer yang terdiri atas kerak benua dan kerak samudra.
Pelapisan bumi yang tersusun sedemikian rupa, yaitu bagian terluar dari lapisan bumi keras dan yang ada di bagian bawah relatif cair. Hal ini menjadi bahan kajian para ahli. Permukaan bumi yang tampak diam sejak jaman dahulu telah mengalami perjalanan atau pergeseran yang jauh. Diantara orang yang mengajukan gagasan bahwa permukaan bumi mengalami pergeseran, yaitu Antonio Snidar-Pellegrini yang mengamati bahwa benua-benua, terutama Afrika dan Amerika Selatan merupakan benua yang pernah bersatu. Jika keduanya disambungkan, akan pas sesamanya.
Selanjutnya, Wegener mengembangkan teori ini dan memperagakan pergeseran benua. Pada mulanya di permukaan bumi hanya ada satu benua yaitu Pangea dengan satu samudra, yaitu Tethys. Pada jaman trias akhir Pangea mengalami perpecahan menjadi 2 benua besar yang disebut Gondwana dan Laurasia. Pada jaman karbon sekitar 65 juta tahun yang lalu pemisahan benua sudah tampak seperti sekarang tetapi daratan india belum bersatu dengan asia.
2. Perbedaan antara gerhana Matahari dengan gerhana Bulan
Gerhana matahari terjadi ketika posisi Bulan terletak di antara Bumi dan Matahari sehingga menutup sebagian atau seluruh cahaya Matahari. Walaupun Bulan lebih kecil, bayangan Bulan mampu melindungi cahaya matahari sepenuhnya karena Bulan yang berjarak rata-rata jarak 384.400 kilometer dari Bumi lebih dekat dibandingkan Matahari yang mempunyai jarak rata-rata 149.680.000 kilometer.
Gerhana matahari dapat dibagi menjadi tiga jenis yaitu: gerhana total, gerhana sebagian, dan gerhana cincin.
a. Sebuah gerhana matahari dikatakan sebagai gerhana total apabila saat puncak gerhana, piringan Matahari ditutup sepenuhnya oleh piringan Bulan. Saat itu, piringan Bulan sama besar atau lebih besar dari piringan Matahari. Ukuran piringan Matahari dan piringan Bulan sendiri berubah-ubah tergantung pada masing-masing jarak Bumi-Bulan dan Bumi-Matahari.
b. Gerhana sebagian terjadi apabila piringan Bulan (saat puncak gerhana) hanya menutup sebagian dari piringan Matahari. Pada gerhana ini, selalu ada bagian dari piringan Matahari yang tidak tertutup oleh piringan Bulan.
c. Gerhana cincin terjadi apabila piringan Bulan (saat puncak gerhana) hanya menutup sebagian dari piringan Matahari. Gerhana jenis ini terjadi bila ukuran piringan Bulan lebih kecil dari piringan Matahari. Sehingga ketika piringan Bulan berada di depan piringan Matahari, tidak seluruh piringan Matahari akan tertutup oleh piringan Bulan. Bagian piringan Matahari yang tidak tertutup oleh piringan Bulan, berada di sekeliling piringan Bulan dan terlihat seperti cincin yang bercahaya.
d. Gerhana matahari tidak dapat berlangsung melebihi 7 menit 40 detik. Ketika gerhana matahari, orang dilarang melihat ke arah Matahari dengan mata telanjang karena hal ini dapat merusakkan mata secara permanen dan mengakibatkan kebutaan.
Melihat secara langsung ke fotosfer matahari (bagian cincin terang dari matahari) walaupun hanya dalam beberapa detik dapat mengakibatkan kerusakan permanen retina mata karena radiasi tinggi yang tak terlihat yang dipancarkan dari fotosfer. Kerusakan yang ditimbulkan dapat mengakibatkan kebutaan. Mengamati gerhana matahari membutuhkan pelindung mata khusus atau dengan menggunakan metode melihat secara tidak langsung. Kaca mata sunglasses tidak aman untuk digunakan Karena tidak menyaring radiasi inframerah yang dapat merusak retina mata.
Gerhana bulan terjadi saat sebagian atau keseluruhan penampang bulan tertutup oleh bayangan bumi. Itu terjadi bila bumi berada di antara matahari dan bulan pada satu garis lurus yang sama, sehingga sinar matahari tidak dapat mencapai bulan karena terhalangi oleh bumi.
Dengan penjelasan lain, gerhana bulan muncul bila bulan sedang beroposisi dengan matahari. Tetapi karena kemiringan bidang orbit bulan terhadap bidang ekliptika, maka tidak setiap oposisi bulan dengan matahari akan mengakibatkan terjadinya gerhana bulan. Perpotongan bidang orbit bulan dengan bidang ekliptika akan memunculkan 2 buah titik potong yang disebut node, yaitu titik di mana bulan memotong bidang ekliptika. Gerhana bulan ini akan terjadi saat bulan beroposisi pada node tersebut. Bulan membutuhkan waktu 29,53 hari untuk bergerak dari satu titik oposisi ke titik oposisi lainnya. Maka seharusnya, jika terjadi gerhana bulan, akan diikuti dengan gerhana matahari karena kedua node tersebut terletak pada garis yang menghubungkan antara matahari dengan bumi.
Sebenarnya, pada peristiwa gerhana bulan, seringkali bulan masih dapat terlihat. Ini dikarenakan masih adanya sinar matahari yang dibelokkan ke arah bulan oleh atmosfer bumi. Dan kebanyakan sinar yang dibelokkan ini memiliki spektrum cahaya merah. Itulah sebabnya pada saat gerhana bulan, bulan akan tampak berwarna gelap, bisa berwarna merah tembaga, jingga, ataupun coklat.
Gerhana bulan dapat diamati dengan mata telanjang dan tidak berbahaya sama sekali. Jenis-jenis gerhana bulan:
• Gerhana bulan total
Pada gerhana ini, bulan akan tepat berada pada daerah umbra.
• Gerhana bulan sebagian
Pada gerhana ini, tidak seluruh bagian bulan terhalangi dari matahari oleh bumi. Sedangkan sebagian permukaan bulan yang lain berada di daerah penumbra. Sehingga masih ada sebagian sinar matahari yang sampai ke permukaan bulan.
• Gerhana bulan penumbra
Pada gerhana ini, seluruh bagian bulan berada di bagian penumbra. Sehingga bulan masih dapat terlihat dengan warna yang suram.
3. Cara pengambilan data atau cara pengukuran
a. Cara pengambilan data atau cara pengukuran diameter bumi
Untuk mengukur diameter Bumi secara presisi, para ahli geodesi di Bonn tersebut menggunakan sistem transmisi gelombang radio di permukaan Bumi. Gelombang radio yang dipancarkan dapat diterima di 70 teleskop radio yang tersebar di berbagai lokasi di seluruh dunia.Karena jarak antarstasiun penerima gelombang tersebut sangat jauh, tejadi delay (jeda) waktu pengiriman dan penerimaan. Dari perbedaan waktu inilah, para peneliti dapat mengukur jarak antarlokasi. Nothnagel mengatakan, tingkat ketelitiannya mencapai 2 milimeter untuk setiap 1000 kilometer
Prosedur seperti ini dikenal dengan teknik VLBI (Very Long Baseline Interferometry). Teknik serupa juga dipakai untuk mengukur pergerakan benua, seperti memperlihatkan hasil bahwa Benua Eropa dan wilayah Amerika Utara bergerak menjauh dengan kecepatan 18 milimeter setiap tahun.Sedangkan, hasil pengukuran yang dilakukan para peneliti dalam proyek pengukuran diameter Bumi menunjukkan hasil 5 milimeter lebih kecil daripada hasil pengukuran terakhir 5 tahun lalu. Diameter Bumi yang terukur saat ini mencapai 12.756, 274 kilometer
b. Cara pengambilan data atau cara pengukuran massa bumi
Fenomena gravitasi yang dapat secara nyata kita rasakan sehari-hari dijelaskan/ditinjau menggunakan Hukum Newton mengenai gravitasi yang sangat terkenal. Konon Isaac Newton menemukan ide tentang adanya gaya tarik-menarik antara dua benda setelah melihat buah apel yang jatuh dari pohon. Jauh sebelum Newton, Galileo Galilei melakukan beberapa eksperimen yang berhubungan dengan percepatan benda jatuh.Secara sederhana Hukum Gravitasi Newton menyatakan bahwa terdapat gaya tarik-menarik antara dua benda yang besarnya sebanding dengan massa kedua benda dan berbanding terbalik dengan jarak antara kedua benda tsb. Konsep gravitasi dapat dimanfaatkan untuk memperkirakan distribusi rapat massa (atau densitas) batuan yang erat kaitannya dengan kondisi/struktur geologi bawah-permukaan. Dengan meninjau gaya tarik-menarik antara dua benda dengan salah satu massa adalah bumi (M), maka persamaan percepatan gravitasi bumi (g) dapat diketahui.
Jadi, mari kita lihat penghitungan yang sebenarnya. Sedikit matematis, tetapi caranya sangat mudah. Newton menunjukan bahwa sebuah benda yang berbentuk bola, kamu dapat membuat anggapan yang disederhanakan jika massa-massa benda tersebut terkonsentrasi pada bagian tengah bola tersebut. Persamaan berikutnya mengekspresikan tarikan gravitasi yang dimiliki dua objek yang berbentuk bola tersebut.
F= G x M1 x 2/R2
R adalah jarak pemisah kedua objek tersebut dalam meter.
G adalah konstanta, yaitu 6,67259 x 10-11m3/s2kg.
M1 dan M2 adalah massa dari kedua objek yang saling tarik-menarik.
F adalah kekuatan dari tarikan diantara kedua benda tersebut.
Anggaplah bumi adalah salah satu dari masa tersebut (M1) dan 1-kg benda bulat adalah massa yang satunya (M2). M1 “tidak diketahui” dalam persamaanya. Kita dapat menghitung kekuatanya dengan cukup mudah, yaitu dengan menjatuhkan benda bulat 1-kg dan menghitung percepatan yang disebabkan oleh gravitasi bumi. Kekuatan diantara keduanya 9,8 kg x m/s2. jari-jari bumi adalah 6.400.000 meter. Jika kamu memasukkan semua nilai ini dan menyelesaikan M1, kamu mendapatkan massa bumi adalah:
6.000.000.000.000.000.000.000.000 (6 x 1024) kilogram.
Akan lebih tepat membicarakan massa dibandingkan berat karena berat adalah kekuatan yang dihasilkan medan gravitasi. Kita dapat mengambil bola bowling dan mengukur beratnya di bumi dan di bulan. Berat di bulan sebesar 1/6 dari berat di bumi, tetapi jumlah massa bola bowling sama di kedua tempat tersebut.
6.000.000.000.000.000.000.000.000 (6 x 1024) kilogram adalah massa yang besar. Massa bumi konstan sangat berat sehingga sulit mengukurnya. Berikut ini adalah perbandingan yang mungkin bisa membantu untuk mendapatkan suatu gambaran tersebut.
Perkiraan kasar ada 6 miliar orang di planet. Jika setiap orang mempunyai berat badan 70 kg berarti massa-massa orang tersebut adalah 420.000.000.000 kg. Massa ini hampir tidak membuat lekukan pada total massa bumi.
Kira-kira ada 1.000.000.000.000.000.000.000 (1 x 1021) kg (2,2 x 1021) air di bumi dalam bentuk laut, danau, kutub es, dan uap air pada atmosfer. Hal ini berarti kira-kira 0,2% massa bumi adalah air. - Penyumbang berat bumi yang terbesar adalah inti besi besar
c. Cara pengambilan data atau cara pengukuran keliling bumi
Erathostenes mengembangkan metode pengukuran keliling bumi setelah banyak membaca hasil pemikiran para filosof pendahulunya. Pada suatu saat ia mengamati, bahwa pada tanggal 21 Juni ketika matahari berada pada ‘titik balik utara’ (Tropico de Cancer) yang letaknya pada 23,5 derajad Lintang Utara, semua sumur di Siena (sekarang disebut Aswan, sebuah tempat di tepi sungai Nil, Mesir) memantulkan cahaya matahari pada permukaan air. Artinya, matahari benar-benar tegak lurus di atas kepala. Sementara itu di Alexandria, pada saat yang sama, tugu-tugu membentuk bayangan, yang berarti matahari tidak tegak lurus di atas kepala. Fenomena ini membuat Erathostenes yakin bahwa bumi berbentuk bulat (pada saat itu masih kuat anggapan bahwa bumi berbentuk datar seperti meja).
Dengan pemahaman geometri dan matematika, Erathostenes kemudian menghitung keliling bumi. Dia mengukur sudut bayangan tugu yang terbentuk di Alexandria, yang ia peroleh sebesar 7,2 derajad (beberapa literatur menyebutkan 7,5 derajad). Jarak antara Siena dan Alexandria ia perkirakan adalah 5.000 stadia. Stadia adalah ukuran panjang arena olah raga yang dipakai oleh masyarakat Yunani pada waktu itu (Yunani adalah pencetus Olimpiade) dimana 1 stadia = sekitar 185 meter. Darimana Erathostenes tahu bahwa jarak Alexandria – Siena adalah 5.000 stadia? Jarak itu ditempuh oleh kereta kafilah yang ditarik onta selama 50 hari, dimana dalam satu hari onta-onta tersebut menempuh jarak 100 stadia. Dengan demikian jarak Alexandria – Siena adalah sekitar 800 km.
Sudut yang dibentuk oleh bayangan tugu di Alexandria besarnya sama dengan sudut di pusat bumi (lihat gambar bumi di atas). Dengan perbandingan geometri antara sudut dan jarak, dimana sudut yang dibentuk di Alexandria dibanding dengan sudut lingkaran di pusat bumi (360 derajad) sama dengan jarak Alexandria – Siena dibanding keliling bumi, maka diperoleh bahwa keliling bumi adalah sebesar 44.000 km (beberapa literatur memberikan angka yang sedikit berbeda). Hasil pengukuran ini berselisih sekitar 15% terhadap hasil pengukuran keliling bumi saat ini. Namun demikian, apa yang telah dilakukan Erathostenes merupakan penemuan yang spektakuler untuk masa itu, mengingat peralatan yang dipakainya sangat sederhana, dan dilakukan 2.200 tahun yang lalu.
4. a. Proses terjadinya Vulkanisme
Semua gejala di dalam bumi sebagai akibat adanya aktivitas magma disebut vulkanisme. Gerakan magma itu terjadi karena magma mengandung gas yang merupakan sumber tenaga magma untuk menekan batuan yang ada di sekitarnya. Magma adalah batuan cair pijar bertemperatur tinggi yang terdapat di dalam kulit bumi, terjadi dari berbagai mineral dan gas yang terlarut di dalamnya. Magma terjadi akibat adanya tekanan di dalam bumi yang amat besar, walaupun suhunya cukup tinggi, tetapi batuan tetap padat. Jika terjadi pengurangan tekanan, misalnya adanya retakan, tekanannya pun akan menurun sehingga batuan tadi menjadi cair pijar atau disebut magma.
Magma bisa bergerak ke segala arah, bahkan bisa sampai ke permukaan bumi. Jika gerakan magma tetap di bawah permukaan bumi disebut intrusi magma. Sedangkan magma yang bergerak dan mencapai ke permukaan bumi disebut ekstrusi magma. Ekstrusi magma inilah yang menyebabkan gunung api atau disebut juga vulkan. Hal ini berarti intrusi magma tidak mencapai ke permukaan bumi. Mungkin hanya sebagian kecil intrusi magma yang bisa mencapai ke permukaan bumi. Namun yang perlu diingat bahwa intrusi magma bisa mengangkat lapisan kulit bumi menjadi cembung hingga membentuk tonjolan berupa pegunungan.
Secara rinci, adanya intrusi magma (atau disebut plutonisme) menghasilkan bermacam-macam bentuk, yaitu:
1. Batolit adalah batuan beku yang terbentuk di dalam dapur magma, sebagai akibat penurunan suhu yang sangat lambat.
2. Lakolit adalah magma yang menyusup di antara lapisan batuan yang menyebabkan lapisan batuan di atasnya terangkat sehingga menyerupai lensa cembung, sementara permukaan atasnya tetap rata.
3. Keping intrusi atau sill adalah lapisan magma yang tipis menyusup di antara lapisan batuan.
4. Intrusi korok atau gang adalah batuan hasil intrusi magma memotong lapisan-lapisan litosfer dengan bentuk pipih atau lempeng.
5. Apolisa adalah semacam cabang dari intrusi gang namun lebih kecil.
6. Diatrema adalah batuan yang mengisi pipa letusan, berbentuk silinder, mulai dari dapur magma sampai ke permukaan bumi.
Jika aktivitas magma mencapai ke permukaan bumi, maka gerakan ini dinamakan ekstrusi magma. Jadi ekstrusi magma adalah proses keluarnya magma ke permukaan bumi. Ekstrusi magma inilah yang menyebabkan terjadinya gunung api. Ekstrusi magma tidak hanya terjadi di daratan tetapi juga bisa terjadi di lautan.
Oleh karena itu gunung berapi bisa terjadi di dasar lautan. Secara umum ekstrusi magma dibagi dalam tiga macam, yaitu:
1. Ekstrusi linier, terjadi jika magma keluar lewat celah-celah retakan atau patahan memanjang sehingga membentuk deretan gunung berapi. Misalnya Gunung Api Laki di Eslandia, dan deretan gunung api di Jawa Tengah dan Jawa Timur.
2. Ekstrusi areal, terjadi apabila letak magma dekat dengan permukaan bumi, sehingga magma keluar meleleh di beberapa tempat pada suatu areal tertentu. Misalnya Yellow Stone National Park di Amerika Serikat yang luasnya mencapai 10.000 km persegi.
3. Ekstrusi sentral, terjadi magma keluar melalui sebuah lubang (saluran magma) dan membentuk gunung-gunung yang terpisah. Misalnya Gunung Krakatau, Gunung Vesucius, dan lain-lain.
Berdasarkan sifat erupsi dan bahan yang dikeluarkannya, ada 3 macam gunung berapi sentral, yaitu:
1. Gunung api perisai. Gunung api ini terjadi karena magma yang keluar sangat encer. Magma yang encer ini akan mengalir ke segala arah sehingga membentuk lereng sangat landai. Ini berarti gunung ini tidak menjulang tinggi tetapi melebar. Contohnya: Gunung Maona Loa dan Maona Kea di Kepulauan Hawaii.
2. Gunung api maar. Gunung api ini terjadi akibat adanya letusan eksplosif. Bahan yang dikeluarkan relatif sedikit, karena sumber magmanya sangat dangkal dan sempit. Gunung api ini biasanya tidak tinggi, dan terdiri dari timbunan bahan padat (efflata). Di bekas kawahnya seperti sebuah cekungan yang kadang-kadang terisi air dan tidak mustahil menjadi sebuah danau. Misalnya Danau Klakah di Lamongan atau Danau Eifel di Prancis.
3. Gunung api strato. Gunung api ini terjadi akibat erupsi campuran antara eksplosif dan efusif yang bergantian secara terus menerus. Hal ini menyebabkan lerengnya berlapis-lapis dan terdiri dari bermacam-macam batuan. Gunung api inilah yang paling banyak ditemukan di dunia termasuk di Indonesia. Misalnya gunung Merapi, Semeru, Merbabu, Kelud, dan lain-lain.
b. Proses Terjadinya Gempa Bumi
Gempa bumi adalah berguncangnya bumi yang disebabkan oleh tumbukan antar lempeng bumi, patahan aktif aktivitas gunungapi atau runtuhan batuan. Kekuatan gempa bumi akibat aktivitas gunungapi dan runtuhan batuan relatif kecil sehingga kita akan memusatkan pembahasan pada gempa bumi akibat tumbukan antar lempeng bumi dan patahan aktif.
Lempeng samudera yang rapat massanya lebih besar ketika bertumbukkan dengan lempeng benua di zona tumbukan (subduksi) akan menyusup ke bawah. Gerakan lempeng itu akan mengalami perlambatan akibat gesekan dari selubung bumi. Perlambatan gerak itu menyebabkan penumpukkan energi di zona subduksi dan zona patahan. Akibatnya di zona-zona itu terjadi tekanan, tarikan, dan geseran. Pada saat batas elastisitas lempeng terlampaui, maka terjadilah patahan batuan yang diikuti oleh lepasnya energi secara tiba-tiba. Proses ini menimbukan getaran partikel ke segala arah yang disebut gelombang gempa bumi.
Kepulauan Indonesia terletak pada pertemuan 3 lempeng utama dunia yaitu lempeng Australia, Eurasia, dan Pasifik. Lempeng Eurasia dan Australia bertumbukan di lepas pantai barat Pulau Sumatera, lepas pantai selatan pulau Jawa, lepas pantai Selatan kepulauan Nusatenggara, dan berbelok ke arah utara ke perairan Maluku sebelah selatan. Antara lempeng Australia dan Pasifik terjadi tumbukan di sekitar Pulau Papua. Sementara pertemuan antara ketiga lempeng itu terjadi di sekitar Sulawesi. Itulah sebabnya mengapa di pulau-pulau sekitar pertemuan 3 lempeng itu sering terjadi gempa bumi.
Peta kepulauan Indonesia pada pertemuan 3 lempeng. Berikut ini adalah 25 Daerah Wilayah Rawan Gempa bumi Indonesia yaitu: Aceh, Sumatera Utara (Simeulue), Sumatera Barat – Jambi, Bengkulu, Lampung, Banten Pandeglang, Jawa Barat, Bantar Kawung, Yogyakarta, Lasem, Jawa Timur, Bali, NTB, NTT, Kepulauan Aru, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Utara, Sangir Talaud, Maluku Utara, Maluku Selatan, Kepala Burung-Papua Utara, Jayapura, Nabire, Wamena, dan Kalimantan Timur.
INTENSITAS DAN KEKUATAN GEMPA BUMI
Intensitas gempa bumi adalah tingkat kerusakan yang terasa pada lokasi terjadinya. Angkanya ditentukan dengan menilai kerusakan yang dihasilkannya, pengaruhnya pada benda-benda, bangunan, dan tanah, dan akibatnya pada orang-orang. Skala ini disebut MMI (Modified Mercalli Intensity) diperkenalkan oleh Giuseppe Mercalli pada tahun 1902. Magnituda adalah parameter gempa yang diukur berdasarkan yang terjadi pada daerah tertentu, akibat goncangan gempa pada sumbernya. Satuan yang digunakan adalah Skala Richter. Skala ini diperkenalkan oleh Charles F. Richter tahun 1934. Sebagai contoh, gempabumi dengan kekuatan 8 Skala Richter setara kekuatan bahan peledak TNT seberat 1 gigaton atau 1 milyar ton.
Tipe Gempa Bumi
1. Gempa bumi Vulkanik, Terjadi akibat adanya aktifitas magma, yang bisa terjadi sebelum gunung api meletus.
2. Gempa bumi tektonik, Terjadi akibat pergeseran lempeng- lempeng tektonik secara mendadak yang mempunyai kekuatan dari yang sangat kecil hingga yang sangat besar
3. Gempa bumi tumbukan, Terjadi akibat tumbukan meteor atau asteroid
4. Gempa bumi runtuhan, Terjadi pada daerah pertambangan. Gempa seperti ini jarang terjadi dan bersifat lokal
5. Gempa bumi buatan, Terjadi akibat aktivitas manusia, seperti meledakkan dinamit atau nuklir
Berdasarkan bentuk episentrum
• Gempa sentral, yaitu gempa yang episentrumnya titik
• Gempa linier, yaitu gempa yang episentrumnya garis.
Berdasarkan kedalaman hiposentrum
• Gempa dalam, yaitu lebih dari 300 km
• Gempa menengah, yaitu antara 100-300 km
• Gempa dangkal, yaitu kurang dari 100 km
Berdasarkan jarak episentrum
• Gempa lokal, yaitu episentrumnya kurang dari 10000 km.
• Gempa jauh, yaitu episentrumnya sekitar 10000 km.
• Gempa sangat jauh, yaitu episentrumnya lebih dari 10000 km.
Selain klasifikasi gempa di atas dikenal juga gempa laut, yaitu gempa yang episentrumnya terdapat di bawah permukan laut. Gempa ini menyebabkan terjadinya gelombang pasang yang dahsyat, disebut tsunami.
Seismograf adalah alat pencatat gempa, sedang seismogram adalah rekaman atau hasil catatan seismograf.
5. Gambar bagan bentuk dan susunan bumi
Bumi memiliki struktur dalam yang hampir sama dengan telur. Kuning telurnya adalah inti, putih telurnya adalah selubung, dan cangkang telurnya adalah kerak. Berdasarkan penyusunnya lapisan bumi terbagi atas litosfer, astenosfer, dan mesosfer. Litosfer adalah lapisan paling luar bumi (tebal kira-kira 100 km) dan terdiri dari kerak bumi dan bagian atas selubung. Litosfer memiliki kemampuan menahan beban permukaan yang luas misalkan gunungapi. Litosfer bersuhu dingin dan kaku. Di bawah litosfer pada kedalaman kira-kira 700 km terdapat astenosfer. Astenosfer hampir berada dalam titik leburnya dan karena itubersifat seperti fluida. Astenosfer mengalir akibat tekanan yang terjadi sepanjang waktu. Lapisan berikutnya mesosfer. Mesosfer lebih kaku dibandingkan astenosfer namun lebih kental dibandingkan litosfer. Mesosfer terdiri dari sebagian besar selubung hingga inti bumi.
1.Atmosfera
Lapisan yang berfungsi sebagai pelindung permukaan bumi terhadap pemancaran sinar ultra-violet dalam jumlah yang berlebihan, dapat di bagi menjadi 4 bagian :
1) Troposfera, 0 - 10 km. Di sebut juga sfera udara, di mana terdapat perubahan – perubahan hawa, angin, hujan dan salju.
2) Stratosfera, 10 - 30 km
3) Mesosfera 30- 50 km
4) Termosfera, 50 - 400 km
5) Eksosfera, lebih dari 400 km
Sfera ini terdiri dari bermacam campuran gas yang mengitari dan melekat pada bumi sebagai akibat tarikan gaya berat. Kira – kira sampai dengan 80 km, susunan kimianya dapat dikatakan serba sama ditinjau dari perbandingan masing-masing unsur gas. Lapisan ini diberi istilah “homosphere “, adapun “ heterosphere “ adalah lapisan diatasnya.
Gas yang terdapat pada atmosfera sebagian besar adalah Nitrogen dan Oxigen, Argon, Karbondioksida, dan lainnya. Adapun suhu atmosfer berasal dari : radiasi matahari, pantulan dari permukaan bumi, dan erupsi uap dan gas panas dari dalam bumi.
Pengukuran unsur-unsur cuaca, bisa dilakukan dengan alat sebagai berikut:
- Termometer, yaitu alat pengukur suhu udara.
- Anemometer, yaitu alat pengukur kecepatan angin.
- Barometer, yaitu alat pengukur tekanan udara.
- Fluviometer, yaitu alat pengukur curah hujan.
- Hygrameter, yaitu alat pengukurkelembaban udara.
- Luxmeter, yaitu alat pengukur sinar matahari.
Pada lapisan atmosfer inilah terdapat udara yang bergerak horizontal diatas permukaan bumi, yang disebut angin. Gerakan udara tersebut disebabkan oleh adanya perbedaan tekanan udara dan pemanasan matahari.
2. Hydrosfera
Merupakan selaput air yang meliputi semua air yang ada di atas dan di dekat permukaan bumi., meliputi : samudera, danau – danau, sungai, air tanah dan salju. Adapun hidrosfera berfungsi sebagai: 1) sebagai sumber air bagi kehidupan manusia, 2) sebagai salah satu tenaga utama dalam pembentukan permukaan bumi, baik dalam proses pelapukan maupun proses pengendapan.
Lapisan air lautan dan samudera dipelajari dalam oseanografi, sedangkan air di darat dipelajari sebagai : a) air permukaan (sungai, danau, rawa, air permukaan/ run off) dalam hidrologi, b) air tanah ( sumur ddan artesis).
3. Struktur lapisan bumi (Lithosfera)
Perlu di ketahui bahwa di beberapa tempat di dalam bumi terdapat bidang-bidang pemisah atau bidang diskontinuity. Bidang-bidang pemisah itu dapat di lihat pada tiga bagian dalam bumi, yaitu
- Kerak bumi (crust), merupakan lapisan kulit bumi paling atas yang terdiri dari senyawa kimia yang kaya akan SiO2 ( sampai 1.200 km ) atau lapisan yang terdiri dari berbagai macam batuan yang bersifat heterogen. Lapisan ini yang juga biasa di sebut lithosfer. Litosfer terbagi atas dua macam lempeng/kerak, yaitu: 1)Lempeng/kerak samudera, mineral utamanya adalah Silikat Magnesium (SiMa) dan memiliki massa yang lebih berat. 2) lempeng/kerak benua, mineral utamanya adalah Silikat aluminium (SiAl) dan massanya lebih ringan di banding lempeng samudera.
- Selubung Bumi (mantle), Terletak di bawah bidang pemisah yang pertama, merupakan lapisan yang tebal membentang dari dasar kerak bumi sampai ke bagian yang cair di dalam bumi ( dari 1.200 km sampai 2.900 km ). Bahan penyusunnya bersifat lebih padat dan mengandung lebih banyak mineral magnesium.
- Inti Bumi (Core), Pada bagian di bawah 2.900 km, terjadi pengurangan kecepatan pada gelombang P, bahkan gelombang S tidak dapat diteruskan sama sekali.Hal ini ditafsirkan bahwa bagian inti bumi tidak bersifat padat. Bahan pembentuk inti bumi terdiri dari : besi ( Fe ), Nikkel dan Kobalt (Co).
DAFTAR PUSTAKA
KLIK DISINI kalau kamu mau tau lebih jelas tentang gempa bumi Gerhana bulan
KLIK DISINI kalau kamu mau tau lebih jelas tentang gempa bumiGerhana matahari
KLIK DISINI gambar bumi
KLIK DISINI http://elank37.wordpress.com/2007/11/25/elank37wordpresscom-3/
KLIK DSINIKALAU KAMU MAU LEBIH JELAS TENTANG VULKANISASI
KLIK DISINI kalau kamu mau tau lebih jelas tentang gempa bumi
0 Comments:
Post a Comment